Aron, Jalan Lempang Bupati Sekadau dan Kepeduliannya pada IPM

Aron, Bupati Sekadau, IPM, Nyonyak, Nanga Mahap

Aron Jalan Lempang Bupati Sekadau
Aron, S.H., Bupati Sekadau

Langka seorang mengalahkan petahana. Apalagi ia seorang muda. Tapi itulah yang terjadi. Bagai menggenapi kata-kata Julius Caesar, jenderal dan konsul Romawi pada tahun 47 SM. “Veni, vidi, vici” (saya datang, saya melihat, dan saya telah mengalahkan/menang).

Kata-kata itu adalah ucapan Julius Caesar kepada senat Romawi. Untuk menggambarkan kemenangannya atas Pharnaces II dari Pontus dalam suatu pertempuran yang sengit di Zela. Suatu wilayah yang juga dikenal sebagai Haeleph. Kini menjadi kota kecil di puncak bukit di provinsi Tokat di Turki utara.


Agaknya, Aron mengulangi kata-kata masyhur Julius Caesar. Betapa tidak! Tak ada yang menyangka anak muda itu memenangkan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sekadau Tahun 2020. Mengantongi 57.948,  atau 50,7 %, maka pasangan Aron-Subandrio tampil sebagai pemenang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sekadau.


Ugahari penampilannya. Sebab terlahir dari keluarga bersahaja dari pasangan suami isteri Anton Yakobus dan Yohan Sani. Kecuali di acara-acara resmi, maka Aron, S.H. menunjukkan kuat kuasa wibawanya.


Terkesan pendiam. Tapi begitu berdiri di podium, dan memegang mikrofon, kata-katanya mengalir lancar bagai air pegunungan Nyonyak, Nanga Mahap, tanah kelahirannya. Lelaki kelahiran 3 Oktober 1974 ini telah malang melintang di kancah politik.


Aron tercatat sebagai anggota DPRD Kabupaten Sekadau 2004, 2009, 2014. Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat 2019. Pada pemilihan Bupati Sekadau, 2021, tidak disangka-sangka, Aron mengalahkah petahana.


Hal yang unik di masa Bupati Aron adalah Sekadau Serba “Lawang Kuwari”. Bagi yang belum mafhum, Sekadau kerap dijuluki sebagai “Bumi Lawang Kuwari.” Menurut cerita rakyat setempat, gua di seberang kota Sekadau, tepi Sungai Kapuas ini bersejarah sekaligus keramat.


Syahdan, tempat ini adalah sejarah bagian dari kerajaan Sekadau. Kerap menjadi tempat pertapaan raja-raja, terutama Pangerang Agong.  


Aron memberi nama public sphere, antara lain di segitiga air mancur depan gereja dan lapangan sepakbola Sekadau, pasar rakyat, dan terminal dengan nama Lawang Kuwari. 

Bisa jadi, di balik itu semua, Aron ingin Sekadau punya julukan yang mudah diingat orang. Bukan sekadar ikon.
 


Tak ada yang mengira, Aron bakal menjadi Bupati Sekadau. Pria penyuka adat budaya Dayak ini, diam-diam berisi. Sekaligus menghanyutkan. Bayangkan saja! Ia bagai menggenapi mimpi di siang hari, terutama kalangan anak-anak muda. Dan mereka yang telah mapan di bidang politik, sekaligus sektor lainnya, dibuatnya tercengang.


Kehadirannya dalam bursa calon Bupati Sekadau dianggap sebagai peserta hiburan. Sebagian orang bahkan memandangnya sebelah mata, menjadi "pelengkap" penyerta. Namun, ia bekerja dalam diam. Bagai umbi. Yang berisi dalam diam. Untuk suatu waktu, pada saatnya, dibuka. Dan ternyata sungguh berisi.


Dalam diamnya itu, Aron ternyata sedang menyusun staretegi. Bagaimana caranya menang melawan incumbent, tanpa mempermalukan?


Aron tidak pernah memandang rendah kepada siapa pun. Ia menaruh hormat pada siapa saja. Termasuk apda incumbent yang jadi lawan politiknya. 


Hanya di akar rumput sebenarnya yang terjadi gejolak. Pada aras petarung, semua baik-baik saja. Maka jika kini Aron Bupati Sekadau, ia banyak meneruskan program pendahulunya yang dianggap relevan dan baik bagi publik. Misalnya saja, ia meneruskan pembangunan dan pengaspalan Jalan Keling Kumang yang memotong lintas kota dari jalan Rawak - Penanjung menuju ruas jalan raya utama ke Sintang.


Itu adalah jalan yang dahulu kala dirancang dan diprogramkan pendahulu. Namun, Aron tidak melihat siapa penggagas dan orang yang mengusulnya. Yang penting baginya, apa yang dibuatnya, bermanfaat bagi banyak orang. 


Itu salah satu contoh saja bagaimana Aron menaruh  hormat dan menghargai pendahulunya. Cara lain adalah tetap memperhatikan pentingnya sektor pendidikan. Hal ini berkali-kali disampaikan Aron, dalam setiap kesempatan, dalam ucapan pidato atau setiap kali membuka suatu acara.


Pada pembukaan Iban Summit II di Tapang Sambas, 24 Maret 2023 misalnya, Aron dengan mengutip kata-kata Presiden Afrika Selatan (1994-1999), Nelson Mandela, berkata. "Pendidikan adalah senjata ampuh bagi meningkatkan sumber daya manusia, sekaligus meretas kemiskinan. Saya minta kepada siapa saja untuk sebisa mungkin membantu Pemerintah, dalam hal ini Pemkab Sekadau, untuk menaikkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sekadau," katanya.


IPM Sekadau, saat ini, kata Aron, "Masih dalam taraf yang perlu ditingkatkan lagi. Belum ideal. Tugas panggilan dan kewajiban kita bersama untuk meningkatkannya."


Tampak dari muka Institut Teknologi Keling Kumang: mitra pemerintah dalam menaikkan IPM

Maka Aron menyambut baik kehadiran dan kiprah perguruan tinggi di daerahnya, yakni Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK). 


"Dengan adanya perguruan tinggi di Sekadau, dan sebentar lagi jika ada lulusan, maka IPM kita otomatis naik," kata lelaki bertubuh gempal ini.

R. Musa Narang, M.Pd., merasa bagai botol ketemu tutup

Guna melancarkan programnya menaikkan IPM Sekadau, Aron berjanji memberikan beasiswa kepada mahasiswa ITKK yang memenuhi syarat. "Rancang saja model kerja samanya. Ajukan proposal segera," imbuhnya.


Menanggapi "tawaran" Bupati, Ketua Yayasan Pendidikan Keling Kumang, R. Musa Narang, M.Pd., merasa bagai botol ketemu tutup. 


"Klop! Kita segera ajukan proposal. Dan membuat MOU dengan pak Bupati," demikian lelaki pertama M bersaudara, pendiri CU Keling Kumang, itu menyambut gembira.


Musa berharap ITKK menemukan model penyelenggaraan pendidikan tinggi yang tepat-guna dan tepat-sasaran. Selain, tentu saja, bermitra dengan para pemangku kepentingan. Sedemikian rupa, sehingga Yayasan sebagai badan penyelenggara pendidikan tinggi menjadi lebih lincah gerak langkahnya membantu Negara di dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) * 





LihatTutupKomentar
Cancel