Penanjung Island, Sekadau dan Miukang

Sekadau, Penanjung, Miukang, Evo Kafe, Penanjung Island, Kolam renang, Hiburan, Sekadau, Miukang

Penanjung Island dan Miokang
Panorama Kolam Renang Penanjung Island.
Sumber foto: Tribun Pontianak

SEKADAU NEWs : Penanjung Island.
Pulaukah itu? Tidak! Haya namanya saja. Suatu kawasan yang sepuluh tahun lalu gak ada apa-apanya. Tak dilirik. Hanya seorang tak sekolah, Miukang, sudi memungutnya dari warga. Ia membeli murah wilayah itu. Lalu disulapnya menjadi kawasan wisata air, sesuai dengan topografinya.

Ya memang. Kawasan itu unik. Indah pula. Mengalir Sungai Sekadau yang jika surut, berair deras. Di ujung sana, masih tampak dari depan gerbang, seujung jembatan yang dinamakan Jembatan Penanjung. 
 
Ternyata, ide kreatif dan gagasan cemerlang tak selalu datang dari orang yang sekolah. Orang pintar bukan karena minum jamu tertentu. Apalagi karena sekolah dan kuliah. Tapi orang pintar karena: belajar. Itulah Miukang. Perancang dan pemilik Penanjung Island. Lengkap dengan hotel, restoran, kedai kopi, dan aneka jajan rakyat ini.

Baca Lawang Kuwari
 
Warga Sekadau jangan ditanya. Mereka pasti mafhum. Bahwa Penanjung Island adalah satu-satunya objek wisata-air. Ada luncurannya. Air mancurnya berkilau jatuh berpercikan di udara diterpa cahaya mentari. Lengkap dengan permainan anak-anak dan orang dewasa. Selain itu, tersedia pula resto dan kafe yang bertebaran sekitarnya.

Penanjung Island dan Miokang
Penulis dan Miukang, sang owner Penanjung.


Penulis mengenal Miukang dengan saksama. Sejak lama. Ia seorang ugahari. Larut di antara karyawan. Kadang ia sendiri mengerjakan apa yang dirasanya harus turun tangan dan dilakukan. Kerja "kotor" ia tak segan. Kena terik matahari ia bukan enggan. Apalagi bekerja dalam curah hujan, ia pun akan. Yang penting suatu pekerjaan tuntas dan sempurna. 

"Ia (Miukang) memang tipe pekerja-keras. Workaholic. Seorang yang bekerja kompulsif, bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan. Kami aman dan bisa tidur pulas jika dia yang memborong," demikian kesaksian datang dari Adilbertus Aco, Direktur Yayasan Pendidikan Keling Kumang yang biasa "menggunakan" jasanya.

Konsep holistik Penanjung Island ini unik. Orang yang sekolah Entrepreneurship perlu magang dan belajar di sini, terutama mengenai ekonomi kreatif. Miukang sungguh piawai menjaring peluang. 

Miukang melihat di Sekadau tak ada tempat hiburan. Jika suntuk, orang gak tahu harus ke mana? Tidak semuanya suka minum kopi. Tapi semua orang suka santai dan memerlukan hiburan. 

Baca Tugu Ayam Sekadau

Sebuah konsep yang menjadi. Tapi itu tentu didukung lui atau cuan yang cukup. Dan modal cuan itu, kata Miukang, “Saya dapat dari para pastor Passionis dan uskup (Yulius Mencuccini) dari bekerja sebagai mula-mula kuli bangunan. Jangan melihat saya saat ini. Semua ini proses. Atas kebaikan Tuhan,” katanya. 

Di Sekadau. Sebut saja Miukang. Tak ada yang tidak mengenalnya. Kawasan Penanjung kini seperti identik dengannya. Beberapa tempat kos. Tak terbilang rumah kontrakan yang dibangun Miukang di sekitar. Ada pula warung nasi sekaligus rumah tinggal penyewa. Kawasan Penanjung dibikinnya seperti 
business center. Pusat bisnis yang terintegrasi.

Tamu dari Malaysia menginap di Hotel Penanjung: Standarlah!




Kolam renang yang dahulunya terintegrasi dengan gedung pertemuan, dan pusat olahraga serta kebugaran, kini diubah menjadi hotel. Namanya Penanjung Hotel. Tidak berbintang, namun kamarnya bersih, rapi, lagi tertata secara profesional. Acapkali tamu dari Jakarta, Pontianak, dan Malaysia menginap di sini. Bukan karena "wah"-nya, melainkan karena hotel ini terintegrasi dengan banyak keperluan sehari-hari.


Ada Kafe Evo yang menyediakan aneka makanan ringan dan minuman. Dengan ruang yang luas lagi nyaman, tamu betah berlama-mana nyantai minum kopi sembari berbual-bual. Kafe ini cukup representatif untuk meeting, reunian, atau bahkan kongkow-kongkow. Mengajak tamu ke sini pun tidak malu-maluin sebab menu dan servisnya cukup memuaskan.

Yang tidak minum kopi atau nyeruput teh, dapat memesan minuman juice. Semua buah tersedia, kecuali buah yang ada musimnya.

Berbual-bual dan kongkow di kafe sekitar penanjung amat sedap.

Di tangan Miukang, meski tidak tamat SD, semua bisa jadi bernilai ekonomi. Ia contoh hidup bahwa sekolah dan kuliah tidak penting. Mengapa? Sebab sekolah dan kuliah bisa tamat. Yang utama dalam hidup adalah belajar sepanjang hayat.

Konsep pembangunan kawasan Penanjung Island misalnya, dengan memperhitungkan secara cermat berbagai aspek saling terkait. Semuanya saling menyangga. Dengan terhubungnya Jalan Keling Kumang (Rawak) ke Jalan Raya Sintang dari samping rumahnya, membuat Penanjung semakin strategis. 

Miukang kini sedang membangun kawasan perkebunan mirip agrowisata yang luasnya ratusan hektar. Sejauh mata memandang, kawasan itu tembus hingga batas tanah milik Yayasan Pendidikan Keling Kumang di mana ada rumah susun kampus Institut Teknologi Keling Kumang, Keling Kumang Agro, dan usaha peternakan.

"Ada air terjunnya dengan ketinggian belasan meter. Di sini nanti tempat orang rekreasi sembari menikmati suasana alam. Sekadau ke depan akan jadi kota pelajar dengan segala geliat ikutannya," terang tuan takur Sekadau yang ugahari. (Rangkaya Bada)

LihatTutupKomentar
Cancel