30 Tahun Credit Union Keling Kumang: Ide yang Berkembang di Sebuah Gang

CU, Siantan, Tapang Sambas, Koperasi Kredit, CU Keling Kumang, Credit Union, Munaldus

There is no never-ending feast --demikian kata pepatah, mengingatkan

Ya, tak ada pesta yang tak usai. Setelah ditutupnya malam hiburan rakyat, 25 Maret 2023 di Taman Kelempiau, Tapang Sambas, Kabupaten Sekadau, menandai berakhirnya rangkaian perayaan 30 tahun CU Keling Kumang. Yang gaung gema pestanya telah dimulai ketika pra-Rapat Anggota Tahunan (RAT), sejak Februari 2023.

Bersamaan dengan Iban Summit II, puncak pesta 30 Tahun CU Keling Kumang yang dinamakan Keling Kumang Festival (KKF), dibuka Bupati Sekadau, Aron S.H. Di panggung yang terbuka menghadap ke taman Kelempiau, Aron didampingi para pendiri, pengurus, pengawas, dan CEO CU Keling Kumang; Aron dengan sukacita hadir secara fisik. Bukti nyata dukungannya pada gerakan yang menjadi mitranya.

Sebelum memukul gong 7 kali tanda festival dimulai, Bupati menyatakan, “Kehadiran lembaga keuangan non-bank seperti CU Keling Kumang sangat membantu masyarakat. Terutama masyarakat kelas bawah, di mana sumber daya Pemerintah daerah masih minim, maka CU-lah yang membantu menggeliatkan ekonomi kerakyatan."

4-M bersaudara. Dari kanan ke kiri: Musa, Munaldus, Mikael, dan Masiun: ide yang mekar berkembang di sebuah gang.

1 Oktober 1992. Suasana"rapat" kecil menggulirkan ide liar CU di rumah kontrakan Masiun. Dari kanan ke kiri: Musa, Munaldus, dan Masiun (tanpaMikael).


Para pegiat  Gerakan CU Keling Kumang (GCUKK) telah kembali ke rumah masing-masing. Mereka kini melakoni profesi dan bekerja rutin seperti biasa. 

Mereka bertekad. Dari hari ke hari semakin menambah jumlah anggota, menimbun pundi-pundi, mengembangkan bilangan jumlah aset serta menggandakan talenta para aktivis. Dan yang tidak kalah penting adalah: meningkatkan kualitas pelayanan prima kepada anggota.

Credit Union (CU) Keling Kumang, menurut Majalah Peluang dan Info Pasar (September 2012), berada pada urutan delapan dari 100 koperasi terbesar di Indonesia dilihat dari total aset dan jumlah anggota. 

Sementara itu, menurut Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga pada saat peresmian Hotel Laja yang merupakan salah satu unit usaha dari CU Keling Kumang di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Keling Kumang adalah contoh koperasi berkualitas. Total asetnya sejak tahun 1993 Rp1,9T dengan jumlah kantor pelayanan 67, jumlah anggota sebanyak 210. 654, dan jumlah aktivis 651 orang.

Menjadi sebuah grup usaha sebesar dan seperti saat ini, tentu bukan jatuh dari langit. Menurut Musa, dalam perjalanannya “menjadi”, empat  M bersaudara (Musa, Munal, Mikael, dan Masiun) penuh perjuangan sekaligus tantangan. Dalam bahasa metafora yang hanya dipahami orang yang minum jamu pintar, Musa mengatakan perjuangan mendirikan dan mulai CU Keling Kumang dengan "berdarah darah".

Diawali pertemuan di sebuah rumah kontrakan “Gang Selat Lombok II” di Siantan, Pontianak, 1 Oktober 1992, Munaldus dan Masiun mempersiapkan pendirian Credit Union di Tapang Sambas, yang kemudian dikenal dengan nama Credit Union Keling Kumang, pada tanggal 25 Maret 1993.

Pada awal-awal berdirinya, CU yang berkantor pusat dan berkantor sentral di wilayah Ibanik ini mengalami pasang surut dan jatuh bangun. Akan tetapi, pertumbuhan signifikan terjadi pada periode 2006 - 2016, ketika suasana kondusif di mana para pengurus dan penggiat dalam spirit dan nilai-nilai Keling Kumang bahu membahu membesarkan dan mengibarkan panji-panji Kerajaan Buah Main.

Sejak, 2014 Keling Kumang telah memekarkan diri ke beberapa koperasi, perusahaan dan juga yayasan menjadi entitas di bawah Gerakan Credit Union Keling Kumang yakni: CU Keling Kumang, Koperasi Produksi K77, Koperasi Konsumsi K52, Koperasi Jasa Laja Hotel, PT. Betang Agro, CV. Gemilang Auto, Yayasan Pendidikan (sekolah menengah kejuruan dan Institut Teknologi Keling Kumang) serta yayasan konservasi, antara lain Taman Kelempiau di Tapang Sambas. (Baca juga artikel terkait https://www.sekadaunews.com/2023/02/taman-klampiau-sihir-pesona-alam-sekadau.html)

Satuan waktu adalah setiap kelipatan untuk menghitung tahun. Misalnya,  lustrum (5 tahun), windu (8 tahun), dekade (10 tahun), abad (100 tahun), dan millennium (1.000 tahun). Tidak ada secara khusus satuan waktu untuk menyebut 30 tahun, kecuali: 3 dekade.

Nah, dalam masa 3 dekade itu, CU Keling Kumang yang embrionya lahir di sebuah rumah kontrakan di Siantan, Pontianak, jika diibaratkan dengan manusia, ia telah tumbuh menjadi dewasa. Dalam arti telah (bisa) berdikari, membangun rumah tangga sendiri, lepas dari beban orangtua, serta: bisa menjaga dan mengayomi adik-adiknya.

Demikianlah seperti yang terbaca pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) CU Keling Kumang di Tapang Sambas 24-25 Februari 2023. CU Keling Kumang adalah “saudara tua” bagi entitas, unit usaha lain yang kelahirannya dibidani CUKK.

Masiun dan Valentinus. 

Valentinus, S.Sos, M..M. pada 25 Februari 2025 menyatakan, “..perkembangan CU Keling Kumang hingga 31 Desember 2022. Asset : Rp 1,905 T (90,66%) dari target Rp. 2,101 T atau bertambah 118 Miliar pada tahun 2022. Anggota: 210.503 (90,71%) orang dari target 232.074 orang atau bertambah 6.421 orang selama tahun 2022. PB dari 66,72% menjadi 74,12%, naik 7,40% atau tercapai 107,96% . KL dari 7,96% menjadi 8,25% naik 0,29%. Kalau melihat persentase aset dan anggota, PB dan KL jelas bahwa pertumbuhan CU Keling Kumang tahun 2022 masih bisa dikatakan bagus, tetapi tetap yang menjadi masalah adalah KL belum bisa di bawah 5%.

Adapun Ketua Pengurus CUKK dan CEO (sebagai eksekutif) dapat diibaratkan dengan mobil. Dalam mobil, ada gas dan rem. Keduanya saling melengkapi. Sekaligus memerlukan satu sama lain. Saat ini Ketua Pengurus CUKK adalah Dr. Drs. Stefanus Masiun. Sedangkan CEO adalah dan Valentinus, S.Sos., M.M. (baca juga artikel terkait https://www.sekadaunews.com/2023/04/valentinus-ceo-cu-keling-kumang-yang.html)

Wajar tanpa Pengecualian (WTP)
Enam saja Kesimpulan, singkat-padat, namun daging semua yang disampaikan Tim Pengawas CUKK yang terdiri atas Lorensius (Ketua Pengawas), Sila (Sekretaris), dan Ngaba (Anggota) di hadapan 600 peserta RAT pada 25 Februari 2025.

1)  CU Keling Kumang Tahun Buku 2022 telah di audit oleh Kantor Akuntan Publik Hendro, Sukron, Edy (HSE) dengan opini WAJAR TANPA PENGECUALIAN (WTP).

2)  Penilaian Kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 14/Per/M.KUKM/XII/2009 bahwa CU Keling Kumang pada Tahun Buku 2021 yang dilaksanakan pada tahun 2022 dinyatakan “SEHAT” dengan Skor 82,34.

3)  Pengawasan dan Pembinaan yang dilakukan oleh Pusat Koperasi Kredit Khatulistiwa (PUSKHAT) pada CU Keling Kumang Tahun Buku 2022 dengan predikat “LAYAK” dengan skor 83,01%.

4)  Program Kerja CU Keling Kumang Tahun Buku 2022 tercapai dengan persentase rata-rata 86,51%. 

5)  Jumlah staf keluar Tahun Buku 2022 sebanyak 23 orang, sedangkan pada Tahun Buku 2021 jumlah staf keluar sebanyak 34 orang.

6)  Jumlah anggota CU Keling Kumang Tahun Buku 2022 mengalami pertumbuhan walaupun tidak signifikan, yaitu sebanyak 6.421 orang.

Serah-terima sertifikat WTP kepada CUKK. Bukti pengakuan pihak netral.

Tidak ubahnya biji sesawi, yang terkecil di antara segala bibit sayuran, namun ketika ditaburkan benihnya di lahan yang subur wilayah Tapang Sambas ketika itu, tahun demi tahun, ia berkembang secara luar biasa. Lihatlah perkembangan yang mencengangkan itu! Dari semula 109 anggota (1993) menjadi 210.503 (2023).

Aset yang Kian Berkembang
Demikian pula halnya dengan aset yang mengalami perkembangan secara deret ukur pula. Dari semula Rp 8.425.429 (1993) menjadi Rp 1.905.317.105.505 (2003). Pertumbuhan ini cukup signifikan. Akan tetapi, semuanya milik anggota. Jumlah aset tersebut, jika dibagi dengan jumlah anggota, maka setiap anggota rata-rata memiliki Rp 9 juta.

Kita mafhum bersama bahwa dalam koperasi, anggota adalah aset utama sekaligus tujuan utamanya. Oleh sebab itu, orientasi para manajemen, pengurus, dan pengawas CUKK adalah anggota. Meski demikian, seperti halnya tubuh, ada kaki tangan untuk bekerja dan kepala untuk berpikir dan merencanakan.  Tanpa adanya manajemen yang andal dan berkarakter baik, niscaya suatu usaha akan tidak dapat mencapai sasarannya.

Meningkatkan kualitas pelananan prima kepada anggota.

CUKK senantiasa memperhatikan keseimbangan antara kepentingan anggota-manajemen-pengurus-pengawas. Yang ibarat tubuh, mereka adalah organ dalam satu kesatuan badan. Inilah yang menjadi nilai inti yang senantiasa ditumbuhkembangkan bersama, menjadi suatu habit. Suatu corporate culture yang dihayati dan dijalankan bersama. Sebab tidak ada yang hebat luar biasa, yang ada adalah: habit, kebiasaan.


Anggota: Aset Utama
Munaldus, salah seorang pendiri CUKK menyatakan bahwa asas CU berbeda dengan usaha lainnya, misalnya bank. "JIka usaha lain aset utama adalah modal kapital. Namun, CU Keling Kumang aset utamanya adalah anggota."

Maka anggota menjadi pilar sekaligus tujuan utama CUKK. Dalam mengemban misi itu, CUKK bertumpu kepada apa yang menjadi asasnya. 

Sampai anggota cepat berdaya, bukti keja kita.

Hal itu sesuai ucapan dan tindakan.Yang terpatri dalam setiap gerak dan helaan napas. Seperti penggalan terakhir syair "Mars CU Keling Kumang":

Kita terus berkarya
untuk membangun bangsa
sampai anggota cepat berdaya
bukti kerja kita

Anggota berdaya. Yang bebas secara finansial. Putus dari jerat kemiskinan struktural. *

LihatTutupKomentar
Cancel