Dr. Patricia Anak Ganing dosen Tamu dari Malaysia Mencerahkan Sekadau

Kuliah Umum, ITKK, Ekonomi Kreatif, Patricia Anak Ganing, Yayasan Pendidikan Keling Kumang, Kewirausahaan

Dr. Patricia Anak Ganing: memberikan kuliah umum dan seminar internasional di ITKK Sekadau.

Dr. Patricia Anak Ganing adalah Dosen pada Faculty of Languages And Communication, Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Tanjung Malim, Perak, Malaysia sore itu (23/03-2023) bagai putri Kumang.

Betapa tidak! Ratusan pasang mata tertuju pada perempuan Iban kelahiran Hari Valentine, tahun 1984.

Tampil pada kuliah umum yang diadakan Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Sekadau bertajuk "Creative Economy for Sustainable Ethnicity Development", Patricia membentanglkan ekonomi di masa depan.

"Tajuk ini menjadi kajian sekaligus fokus saya. Dari kuliner, cerita, hingga fesyen telah pun saya coba," terangnya.

"Anak-anak muda boleh masuk ke sektor ekonomi kreatif berbasis budaya suku bangsa tempatan," papar pakar sastra budaya Iban itu.

Berbagai-bagai contoh ekonomi kreatif di berbagai negara, dibahasnya. Tapi Patricia dalam membahas potensi ekonomi kreatif berbasis budaya Iban. "Sebab suku bangsa mayoritas di titik perguruan tinggi di Sekadau ini mayoritas Iban," terang Dr. Drs. Stefanus Masiun, Rektor ITKK.

Adilbertus Aco, Wakil Rektor I Bidang Akademik bersama Ketua Yayasan Pendidikan Keling Kumang, R. Musa Narang, M.Pd. dan Masri Sareb Putra, M.A. selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (Puslitdianmas) jauh hari telah merancang kuliah umum dan seminar internaisonal itu.

"Agak 'berat' topiknya. Namun, Patricia telah membumikannya secara apik dan menarik," kata Musa. "Apalagi diimbuhi dengan contoh nyata, menjadikan kuliah umum itu kuliah benaran".

Dan memang jurusan Kewirausahaan terutama, mahasiswanya kuliah sungguhan. Mengisi daftar hadir. Dan dikonversikan dengan kuliah 2 SKS.

Adilbertus Aco dan Masri menyatakan, ke depan, ITKK akan terus mendorong dan membekali mahasiswa dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan.

"Panggilan tugas perguruan tinggi memberi sajian gizi menu selangkah di depan mahasiwa. Agar jika kelak lulus, mereka tidak gamang masuk dunia kerja," terang Aco.

Antusiasme sivitas akademika dalam kuliah umum dan seminar, cukup tinggi. Terbukti dari pertanyaan dari floor yang hingga waktu ditentukan, tetap hangat.

Diselingi penampilan seni bela diri (kuntau), acara kian membahana. Persembahan kuntau ini diperagakan oleh Airill Jenggi ketika sesi pembentangan. Anak bujang Dr. Patricia Herson Libau turut menjemput mahasiswi ITKK untuk berlakon bersama mengikut gerakan lagu "Aiya susanti perempuan manyak muda, ana banyak susah jalan tutup mata..."

Tak ayal, penampilan dan lakon itu membuat suasana kuliah umum itu, kian menggema.

Bekal pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa memang harus dikemas secara menghibur pula.

MC kerja sama dosen-mahasiswa dan pertunjukan kuntao yang memukau.

Kuliah umum dan seminar dimoderatori sumberdaya internal, Mikael M.H., dosen ITKK. Diselingi pantun berkait, dan sedikit humor, Mikael menghidupkan suasana. 

Hadir pula sampai acara usai, Clement Joy. Penyanyi Iban yang  ngepop di kanal Youtube ini menjadi salah satu daya tarik kuliah umum.

Siapa Patricia?
Siapa sebenarnya perempuan Iban yang anggun lagi menawan ini?

Namanya mulai dikenal secara luas di Indonesia, begitu perempuan Iban itu menjadi penarasumber pada Kongres Internasional Kebudayaan Dayak I yang dihelat di kota, Bengkayang, Kalbar pada 2 – 6 Juni 2017. Masih terekam segar dalam ingatan, betapa ia tandem bersama Dr. Rosliah Kiting –rekannya—membawa topik "Poinukadan (Peribahasa) Kadazandusun dan Perbandingan dengan Peribahasa Dayak". Bentangan lisan kedua perempuan bergelar Doktor itu, kemudian dibukukan dalam prosiding. Edisi digitalnya secara daring beredar di jagad maya melalui Amazon dan dapat diakses lewat Google Playstore.

Sejak itu, undangan kepadanya terus mengalir. Patricia, bersama sang suami, diundang menjadi satu-satunya wakil Iban dari negeri Jiran, Malaysia, sebagai narasumber luar sebagai pembentang makalah dalam Ibanic Summit,  sebuah perhelatan “mensia Iban” yang dihelat di Sintang, 24 Maret 2018. Dalam forum ini, Patricia membahas entelah. Kombinasi bahasa Iban, Melayu, Inggris, dan Indonesia;  perempuan yang merasa “pulai ke menoa diri empu” (pulang ke kampung asal), ini memukau hadirin.

Ia larut dalam klan Iban di Indonesia. Bagaikan bukan beda negara. Setelah itu, Patricia juga ikut Gawai  orang Iban yang diadakan di Sungai Utik, Kapuas Hulu, tak jauh dari negerinya, Sungai Antu.

Penganut Katolik ini kelahiran Miri, Sarawak, pas pada Hari Valentine, 14 Februari tahun 1984. Ia meraih gelar Doktor bidang Sastra. Seorang pensyarah di Universiti Pendidikan Sultan Idrin ini, dikenal banyak meneliti, melakukan pengabdian kepada masayarakat, selain mengajar. Ia juga suka menulis puisi.

Namun, kepakarannya di bidang salah satu sastra Iban, yakni Entelah (teka teki), budaya, seerta sastra Iban pada umumnya. Keterampilan lain, ia terampil menyanyi. Telah dihasilkannya dua buah album lagu kanak-kanak Iban.

Atas kepiawaiannya mengenai ensera, cerita, epos, serta mitos Iban terutama tokoh Keling dan Kumang, Patricia kerap diundang ke Indonesia untuk berbagi ilmu dan pengetahuannya.*

LihatTutupKomentar
Cancel