Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia Sekadau: Buku Rilis ITKK Menjadi Sorotan

Sekadau, buku, publikasi, hasil penelitian, Indeks Pembangunan Manusia, IPM, Institut Teknologi, Keling Kumang
Tim Peneliti ITKK usai FGD dengan dinas-dinas terkait di Kabupaten Sekadau.


Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Sekadau pada 11 Desember 2024 merilis sebuah buku hasil penelitian mengenai akar masalah dan solusi untuk peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Sekadau. 

Buku ini tidak hanya memaparkan tantangan-tantangan yang dihadapi daerah ini, tetapi juga menyajikan rekomendasi konkret yang dikembangkan oleh tim peneliti ITKK bersama dengan Dinas terkait di Sekadau. 

Rilis buku tersebut kini menjadi topik hangat yang diperbincangkan di berbagai kalangan, terutama oleh intelektual kampus di ITKK Sekadau. Buku ini menjadi acuan utama dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Sekadau melalui pemahaman mendalam mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi IPM.

Buku yang menarik perhatian banyak pihak

Di tengah atmosfer yang penuh semangat dan kebanggaan terhadap warisan budaya, para intelektual Dayak berkumpul di Sekadau untuk membahas arah pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan dalam masyarakat bumi Lawang Kuwari di era modern. 

Pertemuan ini bukan sekadar acara biasa, melainkan langkah penting dalam memperkuat peran intelektual Dayak di dunia akademis dan masyarakat global.

Tokoh-tokoh kunci yang hadir dalam acara tersebut membawa harapan besar bagi kemajuan masyarakat Dayak. Dr. Masiun, Musa Narang, Masri Sareb Putra, Adil Bertus, dan Laurensius T. adalah beberapa nama penting yang turut berbicara. Dr. Masiun, seorang akademisi yang telah meraih gelar doktor, menekankan pentingnya pendidikan tinggi dan penelitian dalam menciptakan perubahan positif bagi peradaban Dayak. "Pendidikan adalah kunci untuk menciptakan perubahan. Masyarakat Dayak perlu lebih aktif terlibat dalam dunia akademis agar kita bisa melestarikan budaya dan mengembangkan kemampuan di bidang lain," ujar Dr. Masiun.

Selain Dr. Masiun, hadir pula tiga calon doktor muda yang menjanjikan: Musa Narang, Masri Sareb Putra, dan Adil Bertus. Ketiganya sudah dikenal dengan kontribusinya dalam pengembangan pengetahuan dan budaya Dayak. Musa Narang fokus pada pendidikan berbasis nilai, Masri Sareb Putra berfokus pada studi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, sementara Adil Bertus meneliti potensi sumber daya manusia berkelanjutan. Mereka percaya bahwa pengetahuan adalah jalan untuk memperkuat identitas masyarakat kabupaten Sekadau dan membimbing masyarakat menuju masa depan yang lebih baik.

Diskusi di Sekadau juga menyentuh pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang dapat menghadapi tantangan global di masa depan. Salah satu topik utama pembahasan adalah peningkatan kualitas pendidikan, terutama pendidikan tinggi, di kalangan masyarakat Dayak. 

Para peserta sepakat bahwa untuk mencapai kemajuan, perlu ada upaya serius dalam mendukung mahasiswa Dayak untuk mengejar studi di bidang-bidang relevan. Mereka juga merencanakan pembentukan program beasiswa bagi pemuda Dayak untuk mendalami pendidikan tinggi.

Pentingnya penelitian dan publikasi

Selain itu, pembahasan juga mencakup pentingnya penelitian dan publikasi yang mendukung kemajuan pengetahuan dan memperdalam pemahaman tentang budaya Dayak yang secara faktual merupakan warga mayoritas di Kabupaten Sekadau. Para intelektual tersebut sadar bahwa riset terkait budaya, lingkungan, dan ekonomi Dayak sangat penting untuk memengaruhi kebijakan yang mengutamakan kebutuhan masyarakat adat. Mereka berkomitmen untuk menerbitkan hasil penelitian mereka di jurnal akademik internasional untuk mendapatkan pengakuan lebih luas bagi pengetahuan dan budaya Dayak.

Pertemuan ini mencerminkan semangat besar untuk menciptakan masa depan yang cerdas, mandiri, dan kompetitif bagi masyarakat Dayak. 

Dengan kolaborasi yang kuat antara intelektual Dayak, pendidikan tinggi, dan lembaga-lembaga terkait, mereka yakin bahwa masyarakat Dayak dapat menghadapi tantangan global sambil tetap menjaga identitas budaya dan pengelolaan lingkungan yang bijaksana.


Intisari buku hasil penelitian IPM Sekadau

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sekadau pada tahun 2022 menempatkan daerah ini di peringkat ke-13 dari 14 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat. Posisi yang rendah ini menggambarkan berbagai tantangan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), seperti keterbatasan akses dan kualitas pendidikan, fasilitas kesehatan yang kurang memadai, serta kesejahteraan ekonomi yang masih jauh dari harapan.

Sampul buku hasil penelitian IPM Sekadau yang dirilis itu.


Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), beberapa indikator utama IPM Sekadau, seperti Angka Harapan Hidup (AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dan Pengeluaran Per Kapita (PPK), menunjukkan perbaikan meskipun masih dalam skala yang kecil. Pada 2023, AHH meningkat sedikit menjadi 73,93 tahun, sementara HLS dan RLS juga menunjukkan kemajuan meski terbatas. Peningkatan pengeluaran per kapita menjadi indikasi adanya sedikit perbaikan dalam tingkat kesejahteraan ekonomi.


Walaupun terdapat tren positif dalam sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, IPM Sekadau hanya mengalami kenaikan tipis, dari 66,13 pada 2022 menjadi 66,83 pada 2023. Peningkatan yang lambat ini menunjukkan bahwa masih dibutuhkan upaya lebih besar untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat, khususnya di bidang pendidikan dan ekonomi.

Buku ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tantangan yang dihadapi Kabupaten Sekadau dan mencari solusi yang efektif untuk mempercepat kemajuan SDM serta kesejahteraan masyarakatnya.

-- Hanna Pertiwi Lambut

LihatTutupKomentar
Cancel